MedM. P.d dan Dr. Johansyah Lubis. M.Pd Adapun isi dari makalah ini meliputi pengertian, klasifikasi dan kegunaan dari siklus latihan pada program latihan , yaitu Siklus Mikro, Siklus Makro dan Gambar4.12 Piramida Beban Latihan 94 Gambar 4.13 Kombinasi Beban Latihan 95 Gambar 4.14 Perubahan Kekuatan Maksimal Menurut Umur dan Jenis Kelamin 100 Gambar 4.15 Perbandingan Peningkatan Latihan Isokinetik, Isotonik dan Isometrik 101 Gambar 4.16 Teknik Penggunaan Back and Leg Dynamometer 104 Gambar 4.17 Penggunaan Expanding Dynamometer 105 Beliaumengatakan bahwa latihan beban (weight training) disebut juga resistance training adalah salah satu jenis latihan olahraga yang menggunakan beban sebagai sarana untuk memberikan rangsang gerak pada tubuh. Pada awalnya, latihan beban dikembangkan untuk melatih otot dengan tujuan untuk meningatkan kekuatan, daya tahan dan hipertrofi otot. Akan tetapi, dalam perkembangannya latihan beban dapat dirancang untuk meningkatkan daya tahan paru jantung dan memperbaiki komposisi tubuh. Senada isahcahyani modul pembelajaran bahasa indonesia kementerian agama republik indonesia PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DALAM RANGKA DIES NATALIS Ke-48 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. by Windah Onerida. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. PROSDING SEMINAR NASIONAL "optimalisasi penelitian dan pengabdian dalam membangun insan berkarakter" by Khoirul hanapi. Contohsoal persamaan dasar akuntansi pemerintah daerah, jurnal, laporan keuangan pemerintah daerah dan kunci jawabannya.Soal akuntansi yang akan kami sampaikan pada artikel ini yaitu soal mata pelajaran praktikum akuntansi lembaga/ instansi pemerintah. Tentu kita semua tahu, bahwa dalam mapel akuntansi tersebut terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dipelajari. Bebanlistrik adalah segala sesuatu yang ditanggung oleh pembangkit listrik atau bisa disebut segala sesuatu yang membutuhkan tenaga/daya listrik. Dalam kehidupan sehari-hari contoh beban kondisi ON. Nilai arus, tegangan, dan daya yang digunakan pada saat setrika listrik diberi tegangan dapat kita lihat pada Tabel 3, dan Gambar 11 Alatyang dapat digunakan untuk latihan beban adalah? A. Barbell. B. Simpai. C. Tongkat. D. Gada. E. Pita. Jawaban. Jawaban A. Barbell. Pembahasan. Alat yang dapat digunakan untuk latihan beban adalah barbell. Jadi dapat Soalmapel simpulkan bahwa jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah A. Barbell EZmFMb1. Latihan beban adalah jenis olahraga umum untuk mengembangkan kekuatan yang menggunakan gaya berat gravitasi, untuk menentang gaya yang dihasilkan oleh otot melalui kontraksi konsentris atau eksentrik. Bentuk latihan tersebut di mana otot-otot tubuh mengalami kontraksi menggunakan berat badan atau perangkat lain untuk merangsang pertumbuhan/ kerja otot, kekuatan dan daya tahan, dengan menargetkan kelompok otot tertentu dan jenis gerakan. Latihan beban juga disebut 'resistance training' dan 'latihan kekuatan'. Dasar keberhasilan latihan beban adalah kombinasi dari faktor penting dalam mempertimbangkan dosis latihan, disebut “FITT” 1. Frekuensi Latihan Frequency of training 2. Intensitas Latihan Intensity of training 3. Durasi Latihan Time spent 4. Tipe Latihan Type of exercise 1. Frekuensi Latihan Frequency of training Sama halnya dengan volume latihan, frekuensi latihanpun memiliki hubungan dengan intensitas dan lamanya latihan. Makin tinggi intensitas dan makin lama waktu tiap latihan maka frekuensi latihannyapun makin sedikit. Hal ini merupakan indikasi bahwa banyaknya pertemuan atau ulangan latihan menunjukan frekuensi latihannya. Frekuensi menunjuk pada jumlah latihan per minggunya. Frekuensi latihan beban bisa berlangsung antara 2-5 kali per minggu. Untuk menjaga kesehatan, 3 kali perminggu. 2. Intensitas Latihan Intensity of training a. Intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah dengan mengukur denyut jantungnya. Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi dengan rumus denyut nadu maksimum DNM = 220 – umur dalam tahun. Jika seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200. b. Takaran intensitas latihan Untuk olahraga prestasi antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut taakaran intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180 denyut nadi/menit. c. Untuk olahraga kesehatan antara 70%-85% dari DNM. Jadi untuk orang yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan kondisi fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya adalah70%-85% kaali 220 – 40, sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit. 3. Durasi Latihan Time spent Waktu atau durasi yang diperlukan dalam satu kali latihan. Durasi menunjukan pada waktu, atau kalori yang digunakan selama latihan. Kalori menunjuk pada jumlah energi yang digunakan selama latihan. Latihan beban biasanya dilakukan antara 40-60 menit per sesi latihan 4. Tipe Latihan Type of exercise Tipe latihan adalah bentuk atau model yang dipilih untuk latihan yang disesuaikan dengan fasilitas yang ada dan tujuan latihan. Tipe latihan menunjuk pada alat latihan yg digunakan barbel, dumbel atau mesin beban. Cara mencari intensitas latihan beban dengan menentukan repetisi maksimum repetition maximum. Cara menentukan beban latihan dengan berdasar repetisi maksimum adalah dilakukan dengan mengetahui kemampuan otot untuk melakukan pengulangan repetisi secara maksimum dalam mengangkat beban yang akan digunakan untuk latihan. Sebagai contoh, seorang atlet akan melatih daya tahan otot bisep, maka atlet tersebut harus mengangkat dumbel alat yang ingin ia gunakan sebanyak 12-20 kali/set. Cara ini dapat dilakukan dengan percobaan, misalnya atlet tersebut mampu mengangkat dumbel 5 kg diangkat sebanyak 16 kali ulangan. Maka beban latihan dapat digunakan sebagai beban latihan, yaitu mengangkat dumbell 5 kg sebanyak 16 kali setiap setnya. Pengertian istilah yang berkaitan dengan masalah variasi pembebanan yang digunakan dalam prosesi latihan. Istilah itu antara lain a. Set Suatu latihan seseorang telah dapat menyelesaikan satu macam latihan pada satu alat tertentu dengan sejumlah ulangan tertentu. b. Repetisi Banyaknya ulangan yang dilakukan dalam menjalankan satu macam latihan tertentu pada satu alat tertentu. Program Latihan 1. Program Kebugaran a. Frekuensi 3 - 4/minggu b. Intensitas < 70 % MHR c. Repetisi 12-20 kali d. Set 2 - 3 2. Program Penurunan Berat Badan a. Frekuensi 3 - 4/minggu b. Intensitas < 70 % MHR c. Repetisi 12-20 kali d. Set 2 - 3 3. Program Penambahan Berat Badan a. Frekuensi 3-4/minggu b. Intensitas 70 - 80 % MHR c. Repetisi 8 -12 kali d. Set 3 - 6 4. Program Hiperthopy a. Frekuensi 3 - 4/minggu b. Intensitas 75 - 85 % MHR c. Repetisi 8 -12 kali d. Set 3 - 6 Fase Latihan Dalam prosesi melakukan olahraga ada 3 fase, yaitu sebagai berikut 1. Pemanasan Warm-Up Pemanasan merupakan kegiatan sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis dalam menghadapai latihan inti. Pemanasan juga bertujuan untuk menghindari cedera. Pemanasan diawali dengan aktivitas jogging ringan,atau jalan kaki, jalan di tempat. Kemudian dilanjutkan peregangan Stretching statis. Berikutnya dilanjutkan dengan peregangan dinamis. Diakhiri dengan aktivitas formal, yaitu aktivitas sesuai dengan gerakan yang akan dilakukan pada latihan inti. 2. Latihan Inti Pada latihan inti ini berisi serangkaian latihan yang sudah disiapkan sesuai dengan tujuan latihan. Misalnya latihan ingin mengembangkan KEKUATAN, maka latihan yang dipilih adl dgn beban 80-100%RM, dgn jumlah alat 8-16 macam. 3. Pendinginan Cooling-down Pendinginan dilakukan segera setelah latihan inti. Tujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis anak seperti keadaan semula. Lakukan gerakan relaksasi secukupnya. Sistem Latihan Beban 1. Berdasarkan Variasi a. Sistem Super-set Sistem ini biasaya dilakukan oleh atlet top. Sistem super-set melatih otot agonis dan antagonis secara berurutan. Misalnya melatih otot quadriceps dilanjutkan melatih otot hamstring. Melatih otot biceps diikuti otot triceps. System ini digunakan dengan tujuan program hipertropi. b. Compound set Sistem ini diterapkan untuk melatih sekelompok otot berturutan dengan bentuk latihan yang berbeda. Misalnya melatih otot biceps pada set 1 menggunakan beban mesin, kemudian set ke 2 menggunakan dumbel. c. Sistem split routine Pelaksanaan pada sistem ini adalah pada suatu hari melatih otot anggota tubuh bagian atas, dan para hari yang lain melatih otot-otot tubuh bagian bawah. d. Set Tunggal atau single set sistem latihan beban yang dilakukan dengan cara satu set latihan dilakukan dengan repetisi maksimal hingga atlet tidak mampu menyelesaikan repetisi berikutnya. Mempertahankan repetisi sebanyak-banyaknya merupakan kunci sukses dalam sistem ini. Set tunggal cocok untuk aktivitas seperti sit-up, push-up, atau back-up. e. Set block sistem latihan beban yang pada dasarnya akan mengombinasikan jumlah set dan repetisi yang berbeda. Jumlah set bisa menggunakan 3-6 set dengan repetisi 6-12 kali per set 2. Berdasarkan Intensitas Beban a. Sistem Beban Konstan Sistem beban konstan adalah sistem latihan dengan menggunakan beban yang sama untuk set-set yang berbeda. Jika latihan akan menggunakan beban 10 repetisi maksimal, maka beban latihan adalah 10 repetisi maksimal untuk set ke 1, kemudian istirahat dan selanjutnya mengulang lagi repetisi seperti semula. Dalam latihan ini istirahat antar-set adalah 1 ½ - 2 menit. b. Sistem Beban Piramida Sistem piramida menunjukkan bahwa latihan dimulai dari repetisi ringan ke berat. Piramida ringan ke berat, misalnya dimulai dari 12 RM, kemudian beban dinaikkan secara bertahap hingga 2 RM. Untuk mencari beban ini pertama-tama mencari beban 2 RM. Latihan bisa dimulai dari 12 repetisi, kemudian setiap set dinaikkan 2,5 kg atau 5 kg hingga mencapai berat 2 RM Berpunca Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia netral Aksi tuntunan beban rutin Kursus beban adalah macam paling awam dari latihan kemujaraban kerjakan membangun kemujaraban fisik dan membukit ukuran otot susuk. Latihan ini memanfaatkan gaya gravitasi intern bentuk tongkat pengangkat beban nan dibebani cakram beban bermula besi untuk menimbulkan sosi tekanan nan ditimbulkan otot melalui kontraksi konsentrik ataupun peregangan eksentrik. Les beban menggunakan berbagai diversifikasi alat latihan yang berfokus sreg keropok otot tertentu, terampai berdasarkan gerakannya. Cabang gerak badan yang menurunkan cak bimbingan pikulan ibarat latihan utamanya adalah binaraga, angkat logam, angkat langka, lempar cakram dan lempar lembing. Banyak simpang olahraga lain yang memanfaatkan latihan beban kerjakan memperkuat dan memperbesar massa otot dan menjadi putaran mulai sejak latihannya, antara tak; seni bela diri senyawa, tenis, sepakbola Amerika, gulat, rugby, atletik, mengayuh, lacrosse, bola basket, bisbol dan hoki. Latihan bahara di kancing kebugaran kini menjadi aktivitas latihan jasmani populer terutama di perkotaan. Beban pelajaran [sunting sunting mata air] Beban cak bimbingan terdiri atas beban dalam dan beban asing, beban privat yaitu latihan menggunakan kewajiban tubuh sendiri latihan beban awak,[1] seperti push-up, pull-up, muscle-up, ataupun dip. Sementara itu beban asing adalah latihan yang bebannya bukan dari dari beban tubuh seorang, seperti mengangkat barbel, dumbel, ataupun menggunakan mesin beban gym.[1] Komponen latihan beban [sunting sunting mata air] Beberapa komponen internal latihan beban menurut Bompa 2015 yakni[2] Tagihan latihan; Ketekunan latihan; Repetisi; Set; Densitas; Irama latihan; Istirahat antar set. Intensitas latihan merupakan tingkat seberapa kuat barang bawaan yang boleh diangkat detik latihan.[3] Sedangkan menurut Sukadiyanto 2009 menuturkan bahwa ketekunan ialah ukuran nan menunjukkan kualitas suatu rangsang aktual aktivitas gerak yang diberikan selama latihan berlanjut.[4] Volume tutorial adalah jumlah latihan yang dapat dilakukan kerumahtanggaan tiap sesi latihan seperti total berpunca beratnya beban nan boleh diangkat, banyaknya total iterasi, banyaknya set, dan lamanya latihan.[5] Repetisi maupun pengulangan yakni berapakalinya melakukan gerakan misalnya push-up, sit-up, dan pull-up dalam setiap item latihan.[6] [7] Set adalah total repetisi yang dihimpun saat pelajaran yang diikuti dengan istirahat.[8] Jadi, jika berbuat dasa push-up tanpa istirahat, itu signifikan suatu set. Sementara itu jika melakukan sepuluh push-up yang diikuti dengan satu barangkali istirahat itu berarti dua set.[6] Irama cak bimbingan adalah kecepatan pelaksanaan usaha. Dalam pelaksanaannya terserah tiga diversifikasi irama latihan, yaitu cepat, sedang dan lambat.[9] Istirahat antar set yakni waktu istirahat nan diberikan detik latihan berlangsung. Masa istirahat dilakukan disetiap antar set.[10] Tatap pula [sunting sunting mata air] Tutorial pikulan tubuh Latihan kemujaraban Referensi [sunting sunting sumur] ^ a b Ridwan, hlm. 14. ^ Nasrullah, hlm. 124. ^ Rogers, Paul. “Memahami Volume dan Keseriusan dalam Pelajaran Beban”. . Diakses tanggal 17 Februari 2022. ^ Nasrullah, hlm. 126. ^ Nasrullah, hlm. 125. ^ a b Dellanita, Anya 12 September 2021. “Set dan Tautologi, Segala apa Bedanya dan Mana Lebih Berfaedah bakal Otot?”. . Diakses rontok 17 Februari 2022. ^ Nasrullah, hlm. 120. ^ Nasrullah, hlm. 131. ^ “11 Komponen Latihan Beserta Pengertiannya”. 30 September 2021. Diakses tanggal 17 Februari 2022. ^ Nasrullah, hlm. 133. Bibliografi [sunting sunting sumber] Delavier, Frederic 2001. Strength Training Anatomy. Human Kinetics Publishers. ISBN 978-0-7360-4185-0. DeLee J, Drez D 2003. DeLee & Drez’s Orthopaedic Sports Medicine; Principles and Practice. Philadelphia, Pa Saunders. ISBN 978-0-7216-8845-9. Hatfield, Frederick 1993. Hardcore Bodybuilding A Scientific Approach. McGraw-Hill. ISBN 978-0-8092-3728-9. Kennedy, Robert; Weis, Dennis 1986. Mass!, New Scientific Bodybuilding Secrets. Contemporary Books. ISBN 978-0-8092-4940-4. Lombardi, V. Patteson 1989. Beginning Weight Training . Wm. C. Brown Publishers. ISBN 978-0-697-10696-4. Powers, Scott; Howley, Edward 2003. Exercise Physiology. McGraw Hill. ISBN 978-0-07-255728-2. Schoenfeld, Brad 2002. Sculpting Her Body Perfect. Human Kinetics Publishers. ISBN 978-0-7360-4469-1. Schwarzenegger, Arnold 1999. The New Encyclopedia of Berbudaya Bodybuilding. Simon & Schuster. ISBN 978-0-684-85721-3. McGill, Stuart 2007. Low Back Disorders edisi ke-2nd. Champaign, IL Human Kinetics. ISBN 978-0-7360-6692-1. McGill, Stuart 2009. Ultimate Back Fitness And Performance edisi ke-4th. Waterloo, Ontario Backfitpro Inc. ISBN 978-0-9735018-1-0. Nasrullah, Ahmad; Prasetyo, Yudik; Apriyanto, Krisnanda Peri 2018. “Bawah-Dasar Latihan Pikulan”. Diakses tanggal 17 Februari 2022. Ridwan, Ahmad; Prasetyo, Yudik 2016. “Supremsi Kawin Tuntunan Bagasi-PROPIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION TERHADAP KEBUGARAN Jasmani IBU RUMAH TANGGA DUSUN BANJARAN, DESA TEMPUREJO KECAMATAN TEMPURAN, KABUPATEN MAGELANG”. 15, No 1 2016. doi Diakses tanggal 17 Februari 2022. tujuan latihan angkat beban Bentuk latihan beban adalah salah satu jenis olahraga di Indonesia yang tidak semua orang bisa melakukannya. Diperlukan otot dan tenaga yang kuat serta latian rutin untuk dapat melakukannya. Tujuan seseorang melakukan latian beban sangat beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan prinsip latian yang kuat sebagai bentuk semangat diri agar saat melakukan kegiatan angkat beban tersebut tidak terkena cedera. Berikut ini akan dibahas mengenai prinsip latian beban beserta tujuannya. Latihan beban merupakan salah satu latihan kekuatan untuk membangun kekuatan fisik dan menambah masa kerangka otot. Tidak semua orang mampu untuk melakukan latihan beban. Harus orang yang benar-benar memiliki kekuatan otot yang besar. Penggunaan alat yang berat berupa barbell ataupun jenis alat lainnya yang tentunya memiliki beban yang tidak ringan membuat jenis latihan ini sukar untuk dilakukan. Banyak cabang dalam arti olahraga yang menjadikan latihan beban sebagai latihan utama, seperti olahraga binaraga, angkat besi, lempar cakram, angkat berat, lempar lembing, dan lain sebagainya. jenis latian ini dimaksudkan untuk memperkuat otot sebelum melakukan jenis olahraga yang berat. Olahraga angkat beban termasuk dalam macam olahraga modern karena membutuhkan alat yang tidak murah. Cabang olahraga lainnya yang memanfaatkan latihan beban sebagai upaya untuk memperkuat dan memperbesar mata otot, antara lain gulat, atletik, mendayung, bisbol, dan lain sebagainya. untuk melakukan latihan beban diperlukan prionsip-prinsip dan teknik yang matang. Prinsip Latian Beban Dalam melakukan latihan beban, diperlukan prinsip yang kuat agar memiliki semangat dan tekad yang tinggi. Prinsip pada latihan beban antara lain Overload beban lebih Overload atau beban lebih merupakan prinsip latian beban yang menekankan pada pembebanan yang lebih berat dibandingkan dengan kemampuan rata-rata dan kemamapuan diri sebelumnya. Prinsip overload ini mendorong seseorang untuk melakuakn latian beban dengan berat beban yang semakin berat. Meskipun ditekankan pada penekanan beban yang semakin berat setiap latihan, namun hal ini harus dilakukan secara bertahap. Tidak dibenarkan jika beban yang dibebankan terjadi ketimpangan, misalnya dari beban yang agak berat kemudian langsung ditambah lagi dnegan latian beban yang sangat berat. Perlu adanya tingkatan. Prinsip Kekhusukan Prinsip kekhususan dalam melakukan latihan beban memiliki makna bahwa latian beban tergantung pada jenis olahraga yang akan dilakukan. Atau dengan kata lain, latian beban lebih dispesifikasikan sesuai dengan cabang olahraga. Spesifikasi ini biasanya dilakukan dengan pengelompokan jenis otot yang dilatih, sistem energy utama yang digunakan, pola gerak yang dilakukan. Setiap olahraga memiliki tumpuan utama masing-masing terhadap salah satu otot pada bagian tubuh. Oleh karenanya, prinsip kekhususan ini sangat perlu diperhatikan agar latihan yang dilakuan dapat dijalankan dengan maksimal sesuia dengan kebutuhan masing-masing jenis olahraga. Prinsip Variasi Latihan Melakukan latihan beban dengan intensitas dan jenis gerakan yang itu-itu saja tentunya kan membuat bosan jenuh. Hal tersebut dapat mengurangi semangat untuk melakukan latian beban. Oleh karena itu, diperlukan suatu variasi latihan untuk menghindari kejenuhan saat latihan. Prinsip variasi latihan ini memerlukan krativitas ide dari pelatih ataupun instruktur. Kegiatan lain diluar latihan pokok harus menjadi pertimbangan untuk menjadi salah satu variasi latihan. Hal tersebut tentu tidak lepas dari tujuan dilakukannya latihan beban. Jadi kegiatan diluar latihan pokok tetap mengedepankan tujuan utama latihan beban. Prinsip Individu Prinsip individu artinya jenis latihan beban disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Meskipun dalam jenis olahraga yang sama, belum tentu kemampuannya sama. Latihan beban dengan mempertimbangkan prinsip individu ini memperhatikan ciri khas setiap orang baik secara mental maupun secara fisik dalam melakuakn suatu kegiatan olahraga. Oleh karenanya, diperlukan pengenalan diri yang lebih baik untuk dapat mengetahui jenis kemampuan dan ciri khas yang dimiliki. Setiap orang tidak dapat disamaratakan, sehingga kegiatan latihan dapat berjalan dengan maksimal. Reversibility kembali asal Melakukan latian beban sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin dengan tujuan agar kemampuan semakin meningkat. Sesuai dengan prinsip reservibility, bahwa ketika latian tidak dilakukan secara rutin, maka kemampuan tidak akan berkembang atau bahkan menurun. Pemberhentian latian atau tidak melakuakn latian dalam jangka waktu yang cukup lama menimbulkan kemampuan dan kekuatan otot berkurang. Oleh karenanya, perlu adanya latihan yang intensif dan teratur agar potensi dalam diri dapat terus berkembang. Prinsip Kesiapan Kesiapan dalam konteks ini dapat dilihat dari kesiapan mental maupun kesiapan fisik dalam merespon latian beban. Kesiapan fisik dan mental untuk melakukan angkat beban akan berpengaruh terhadap jalannya latian serta hasil ari latihan beban yang dilakukan. Kesiapan ini harus dibarengi dengan tekad dan niat. Kesiapan fisik ini dapat dilihat baik dari usia maupun tingkat kemampuan dan kematanagn seseorang untuk melakukan latian beban, karena jenis latian ini memerlukan tenaga yang kuat. Prinsip Penigkatan Prinsip peningkatan harus dimiliki dalam setiap kegiatan latian beban maupun kegiatan olahraga lainnya. Prinsip peningkatan yang dimaksud adalah adanya peningkatan ketrampilan dan kemampuan dari proses latian. Latian dilakuakn dengan orientasi pada peningkatan kemampuan secara bertahap. Peningkatan kemampuan ini dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas latihan. Penigkatan dalam latian beban dilakuakn secara bertahap dari tingkat pemula hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Peningkatan proses latian beban dipengaruhi juga oleh adanya prinsip kesiapan dalam diri seseorang. Prinsip Multilateral Prinsip multilateral memiliki pengertian bahwa semua kegiatan latihan, khususnya latian beban tidak hanya memanfaatkan satu bagian tubuh. Sebagai dasar yang kuat untuk memulai latihan adalah dengan adanya keserasian semua organ dan sistem tubuh dibarengi dengan proses fisiologis dan psikologisnya. Latian dilakukan secara merata dengan tidak membebankan atau tidak memfokuskan latian pada satu jenis latian sehingga semua otot-otot tubuh dapat bekerja dengan maksimal tidak hanya sau saja. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan Melakuakn latian beban harus didahului dengan pemanasan ringan untuk melatih otot agar tidak terjadi cidera. Aktivitas pemanasan yang mungkin bisa dilakukan sebelum melakuakn latian beban, antara lain latian peregangan, senam ringan, dan lain sebagainya. Tujuan dilakukannya pemanasan adalah untuk peningkatan terperatur tubuh, peningkatan pernafasan dan denyut jantung, serta menjaga ketegangan dari otot, urat, maupun ligament. Prinsip Latihan Jangka Panjang Melakukan latian beban tidak bisa dilakukan secara singkat. Harus melalui tahapan-tahaan untuk memperoleh haisl yang maksimal. Oleh karenanya diperluakn latian jangka panjang untuk dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Latian angkat beban ini dapat menjadikan sebuah terobosan untuk menjadikan kegiatan budaya hidup sehat karena dapat membakar kalori yang ada ditubuh. Prinsip Progresif Latian yang bersifta progresif memiliki maksud bahwa dalam pelaksanaannya, latian dilakuakn secara bertahap dari yang mudah hingga yang susah, dari sederhana ke kompleks, dari umum ke khusus. Latian secara progresif ini dilakukan dengan harapan agar latihan dapat dilakuakn secara sistematis demi mendpaatkan hasil yang maksimal. Tujuan Latian Beban Latihan beban dilakukan dengan beberapa tujuan, antara lain Memperkuat otot Latian beban dimaksudkan untuk memperkuat oto-otot pada tubuh sehingga tubuh akan lebih mudah untuk menopang beban yang berat. Melakukan latihan beban tidak dapat dilakuakn oleh semua orang, sehingga seseorang yang memiliki potensi untuk melakuakn jenis latian ini, pastilah orang yang memiliki kekuatan besar. Membentuk otot Selain untuk memperkuat, beberapa orang melakukan latihan beban sebagai upaya untuk membentuk otot tubuh yang indah, khususnya kaum laki-laki. Orang yang aktif melakuakn latian beban umumnya memiliki otot yang besar. Menjaga kebugaran tubuh Sama seperti jenis olahraga lainnya, melakukan latian beban juga dilakuakn dengan tujuan untuk menjaga kebugaran jasmani agar tetap fit dan terjaga semangatnya. Tubuh yang sehat dan bugar akan memudahkan kita dalam melakuakn sesuatu. Hobi Beberapa orang melakukan latian beban karena kesenangan dalam dirinya terhadap jenis olahraga ini. Kesenangan berolahraga angkat beban ini bisa juga dibarengi dengan potensi dan kemampuan tubuh yang memungkinkan untuk melakaukan latian beban. Dari penjelasan yang telah disampaikan, sejatinya untuk membentuk otot yang ideal dan berbetuk tidak didapat dengan cara yang instan. Diperlukan latian yang rutin dan teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perlu semangat dan tekad yang tinggi untuk melakukan hal-hal berat diluar kemampuan kita sebelumnya. Sehingga banyak sekali manfaat yang diperoleh dari melakukan latian beban, seperti membakar lemak, meningkatkan kekuatan otot, membentuk otot, dan lain sebagainya. oleh karenanya, jenis olahraga ini banyak diminati oleh kaum laki-laki. Selain karena keinginan untuk membentuk otot yang kekar, potensi dan tenaga yang dimiliki oleh laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Namun ada juga perempuan-perempuan perkasa yang melakukan jenis latian beban ini. Seseorang yang gemar melakukan jenis latian beban aklan terlihat dari postur tubuh yang kekar dan berotot. Biasanya laki-laki mendambakan tubuh yang kekar atau tubuh atletis yang dapat diwujudkan salah satunya dengan melakukan latihan beban. Itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca. Berkenaan dengan prinsip yang ada dalam latihan beban dan tujuan melakukannya. Semoga bisa memberi edukasi serta referensi bagi kalian yang pada saat ini sedang membutuhkan. Salah seorang yang menyukai olaharaga dan menulis terkait dengan bidang olahraga. Semoga tulisan saya di ini membantu kalian semuanya ya.